
Jumat, 26 Desember 2008
Evaluasi Bambang DH dan Arif Afandi tahun 2008

Minggu, 21 Desember 2008
Bambang DH Versus Arif Afandi


Selasa, 16 Desember 2008
Abhisit Vejjajiva Harapan Baru Bagi Rakyat Thailand
.jpg)
Cita-cita Zaidi Melempar Bush Kesampaian

Minggu, 14 Desember 2008
Ada Pemberedelan Koran di Surabaya.

Minggu, 07 Desember 2008
Tan Joe Hok punya Attainable Goal

Minggu, 30 November 2008
Komentar yang tidak populis Yusuf Kalla

Selasa, 25 November 2008
Pesan Politik
Refleksi Diri
Selasa, 11 November 2008
Terri Hunter, Bersegama dengan 1000 pria

Jumat, 07 November 2008
Obamafest

Keberhasilan Barack Obama dari Partai Demokrat memenangi Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu, pekan lalu (5/11), tiada habisnya dirayakan. Tak hanya oleh pendukungnya di dalam negeri, tapi juga di seluruh dunia.
Di Kenya, tempat Presiden AS pertama yang berkulit hitam ini dilahirkan, langsung menetapkan hari terpilihnya Obama itu sebagai hari libur nasional. Di negara-negara Eropa, suasana perayaannya digambarkan seperti Octoberfest; ada musik dan semua orang bergembira. Sebut saja yang ini Obamafest.
Suasana seperti ini ternyata juga bisa dirasakan di Indonesia. Maklumlah, sang Presiden pernah bersekolah di SDN Menteng 1 Jakarta Pusat. Pun seluruh ‘Civitas Akademika’ di sekolah itu, pada Rabu lalu, turut merayakan keberhasilan salah satu bekas siswanya yang terpilih jadi presiden di negeri adidaya itu.
Kantor berita Perancis, AFP, melaporkan (5/11), mantan teman-teman sekelas ‘Barry’, sapaan akrab Barack Obama semasa bersekolah di SDN Menteng 1, turut merayakan keberhasilannya ini dan berharap suatu saat nanti bisa mengadakan reuni di Gedung Putih, Washington DC. Kabarnya pula Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga turut berbangga atas kemenangan ‘Anak Menteng’ yang satu ini dan berharap bisa turut memberikan perubahan bagi Bangsa Indonesia.
Ya, ‘perubahan’! Itulah slogan kampanye Obama dalam perjalanannya melangkah ke Gedung Putih. Lengkapnya ‘Change, Yes It Can’! Bukan ‘Coblos Brengose’, ‘Coblos Jenggot Putih’ ataupun semacam tema-tema kampanye narsis dan kampungan lainnya seperti yang selama ini marak bertebaran di jalan-jalan pada musim Pemilu atau Pilkada di tanah air.
Tema ‘perubahan’ yang ditawarkan Obama inilah yang berhasil menarik simpati sebagian besar warga AS yang ternyata juga memimpikan perubahan. Atas tema ini pula Obama kemudian juga digadang-gadang oleh masyarakat Internasional sebagai sosok yang diharapkan bisa mengubah citra AS yang selama ini dipandang buruk.
Terlepas dari itu semua, yang jelas, kemenangan Obama dalam meraih kursi Presiden AS telah memberi suatu semangat bagi warga dunia, termasuk Indonesia. Minimal, mendekati Pemilu 2009, terbukti telah banyak dijumpai politikus muda yang sudah mulai meniru gaya-gaya Obama. Itu sah-sah saja.
Tapi, yang terpenting, jangan terlalu larut dengan prestasi yang baru saja diraih Obama. Sekadar ikut berbangga boleh saja dan hendaknya jangan terlalu banyak berharap sesuatu yang terlalu signifikan dari kemenangan Obama ini, khususnya terkait dengan hubungan bilateral Indonesia - AS. Terlebih Obama pasti akan disibukkan oleh urusan negaranya sendiri yang sedang dilanda krisis moneter.
Hal ini juga dimaksudkan agar kita tidak terlalu kecewa seandainya selama Barack Obama memimpin dunia dan ternyata Indonesia masih tetap didikte oleh AS. Maka sebaiknya Indonesia jangan terlalu banyak berharap pada orang lain. Percaya diri sajalah dan banyak-banyak berbenah diri demi terwujudnya perubahan di negeri Indonesia yang tercinta ini!(tajuk Suara Publik)
Kamis, 06 November 2008
Seng Ada Lawan

Surabaya - KPU Jawa Timur telah mengumumkan daftar calon peserta Pemilu tahun 2009 untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang akan mewakili Jawa Timur. Sebanyak 30 nama telah ditetapkan KPU Jatim sebagai calon anggota DPD setelah mendapatkan surat keputusan dari KPU Pusat. Di antara 30 nama tersebut, terdapat satu sosok unik bernama Abdul Jalil Latuconsina.
Abdul Jalil Latuconsina yang akrab dipanggil Abah Jalil ini merupakan satu-satunya calon DPD yang di Pemilu 2004 lalu sudah ikut berlaga. Sayang, meski sudah mampu meraup 670 ribu suara pemilih, ia tidak bisa lolos mewakili Jawa Timur sebagai anggota DPD. Sedangkan 29 calon lain tampaknya merupakan muka-muka baru.
Lebih unik lagi bila sudah berbicara penampilannya. Pria kelahiran Ambon 55 tahun lalu itu, sangat mirip dengan sosok Osama Bin Laden, musuh nomor satu Amerika. Dengan rambut putih tergerai dan jenggot putih menjuntai panjang, siapa pun yang melihat pasti akan tertarik untuk memperhatikan tampilannya yang beda. “Ya ini tampilan terbaru saya, agar mudah diingat warga”, katanya mengomentari penampilannya.
Tidak jarang juga, ketika sedang berjalan-jalan di mall, anak-anak kecil sering menyebutnya mirip dengan tokoh khayal Sinterklas atau Santa Klaus. Atau juga tokoh penyihir aliran putih, Gandalf, dalam film trilogi Lord of The Ring. Gandalf si penyihir baik hati itu memang tampil dengan menunggang kuda putih, berjubah putih, jengot putih dan rambut putih tergerai.
Namun Jalil Latuconsina bertekad untuk ikut pemilu 2009 sebagai calon DPD bukan hanya maju bermodal tampangnya yang unik dan menarik. Sejarah panjangnya dalam organisasi dan dunia aktivis menjadi modal utamanya. “Saya kira, masyarakat Jatim akan mendukung saya. Terbukti saat pemilu 2004, saya memperoleh suara siginifikan kendati tanpa kampanye berlebihan dibanding calon anggota DPD lainnya” kata Jalil.
Pria yang sejak 35 tahun lalu tinggal di Surabaya ini, merupakan salah satu aktivis mahasiswa angkatan ’78 yang getol mengkritisi kepemimpinan Soeharto. Ia bersama beberapa aktivis yang kini juga menjadi tokoh Jatim seperti Choirul Anam (Ketua DPP PKNU) dan Ali Maschan Moesa (mantan Ketua PWNU dan cawagub Jatim), memimpin pergerakan mahasiswa di Jawa Timur era 1970-an.Akibat kekritisan dan keberaniannya menentang rezim Soeharto, menyebabkan Jalil sempat merasakan pengapnya dinding penjara. Namun itu semua tak pernah menyurutkan langkahnya. Bahkan, di penjara pun ia masih berani memimpin demonstrasi.
Semangatnya untuk mengingatkan rezim Orde Baru agar tak kelewat batas dalam melanggengkan kekuasaan, malah semakin kuat setelah keluar dari hotel prodeo. Ia kemudian malah tercatat menjadi anggota termuda dan satu-satunya dari Jawa Timur sebagai penanda tangan Petisi 50 yang diprakarsai Alm. Ali Sadikin dan Jendral AH Nasution. Anggota Petisi 50 lain yang cukup terkenal karena keberaniannya adalah AM Fatwa yang kini menjadi anggota DPR RI.Tak heran bila kemudian di dunia politik Jawa Timur maupun nasional, Jalil Latuconsina cukup dikenal. Meski tidak pernah menjadi anggota partai politik, hampir semua pimpinan partai politik di Jawa Timur mengenal sepak terjangnya. Ia dikenal sebagai sosok yang independen, punya tekad dan keberanian yang besar.Jalil Latuconsina sempat pula terjun ke dunia bisnis di akhir 1980-an sampai 1990-an. Bahkan di tahun 1994, ia terpilih untuk memimpin HIPMI Surabaya. Tapi kemudian dunia itu ia tinggalkan, setelah pada tahun 2000 terjun ke dunia pers dengan menerbitkan Tabloid Sapujagat yang sangat kental dengan karakter pribadinya yang idealis, independen dan berani. (Sumber:elka Foto via Jakarta Prees)
Minggu, 02 November 2008
Allah Maha Besar
الحب في الله والبغض فى الله
بسم الله الرحمن الرحيم
Dan wajib bagi kamu untuk mencintai atau membenci seseorang karena الله, karena yang demikian itu termasuk tali pengikat iman.
Telah bersabda رسول الله SAW :
افضل الاعمال الحب في الله والبغص فى الله تعالى
Amal yang paling utama adalah cinta karena الله dan marah karena الله
Apabila engkau mencintai seseorang yang ta’at kepada الله dan melihat semata-mata karena ketaatannya kepada الله bukan karena motivasi yang lain, demikian pula apabila engkau membenci seseorang yang bermaksiyat, dan kebencian itu timbul semarta-mata karena keadaan orang itu yang bermaksiyat kepada الله bukan karena alasan lain, maka anda termasuk orang yang الحب فى الله والبغض فى الله (orang yang mencintai atau membenci karena الله).
Apabila di dalam hatimu tidak terdapat kecintaan kepada orang yang ahli berbuat kebajikan, atau kebencian terhadap orang yang berbuat zalim yang diperbuatnya, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya engkau termasuk orang yang lemah iman.
Dan wajib bagimu untuk bersahabat dengan orang-orang yang baik dan menjauhi orang yang berperangai buruk, dan wajib pula engkau berkumpul (مجالسة) dengan orang-orang saleh dan menjauhi orang zalim.
Telah bersabda رسول الله SAW:
yang artinya bahwa agama seseorang itu sebagaimana agama temannya, maka lihatlah diantara kamu sekalian kepada siapa ia berteman.
Dan telah bersabda رسول الله SAW, :
الجليس الصالح خير من الوحدة والوحدة خير من الجليس السؤ
Berkumpul dengan orang saleh itu leih baik daripada sendirian. Dan sendirian itu lebih baik daripada berkumpul dengan orang jahat.
Dan ketahuilah bahwa berkumpul dengan orang saleh dan duduk-duduk bersama mereka akan menumbuhkan kecintaan kepada kebajikan di dalam hati, dan menjadi penolong untuk memudahkan melaksanakan kebajikan tersebut sebagaimana berkumpul dengan orang jahat dan duduk bersama mareka akan menumbuhkan di dalam hati kecintaan kepada kejahatan dan senang melakukan kejahatan. Memang demikianlah keadaannya bahwa orang yang berkumpul dengan suatu kaum dan hidup ditengah-tengah mereka sudah pasti akan mencintai mereka, sama saja kaum itu baik atau buruk. Dan seseorang itu selalu bersama dengan orang yang dicintainya, di dunia maupun di akhirat.
Dan wajib bagi kamu untuk memiliki sifat kasih sayang kepada hamba الله dan perasaan belas kasihan kepada semua makhluk الله. Jadilah engkau orang yang memiliki sifat رحيم dan welas asih dan penuh persahabatan dan takutlah kamu dengan sifat keras hati, atau kotor, cabul, kasar. Sesungguhnya hamba yang dikasihi الله adalah mereka yang bersifat belas kasih. Dan orang yang tidak memiliki belas kasih maka ia tidak akan dikasihani. Dan sesungguhnya orang mukmin itu saling cinta-mencintai, tidak ada kebajikan bagi siapa yang tidak cinta mencintai.
Dan wajib bagi kamu untuk mengajar orang yang tidak mengerti dan memberi nasihat kepada orang zalim, memberi peringatan kepada orang-orang yang lalai, dan jangan engkau abaikan hal itu karena engkau berpendapat , “Sesungguhnya tugas itu adalah bagi mereka yang memiliki ilmu dan mengamalkannya sedangkan aku tidaklah demikian”. Atau kamu berkata, “sesungguhnya aku ini bukanlah orang yang ahli dalam memberi nasihat atau petunjuk dan yang demikian itu adalah tugas orang –orang mulia”. Yang demikian itu adalah perbuatan syaitan karena sesungguhnya at’lim dan tadzkir itu adalah termasuk dalam jumlah mengamalkan ilmu. Dan para ulama besar اكابرtidak lah mereka menjadi ulama melainkan karena anugerah dari الله SWT, dan karena ketaatan kepada-Nya serta karena mereka memberikan nasihat kepada hamba الله untuk ditunjukkan ke jalan-Nya.
Dan wajib bagi kamu untuk menambal hati yang retak dan mempergauli dengan baik kepada orang-orang yang lemah dan miskin, dan menghibur orang yang kekurangan dan memberikan kemudahan orang-orang yang mengalami kesulitan, dan memberi pinjaman kepada orang mengalami kesulitan.
Dan wajib bagi kamu untuk bertakziyah kepada orang yang tertimpa musibah.
Sebagaimana sabda رسول الله SAW :
من عزي مصابا أي صبره كان له مثل اجره
Barang siapa yang berbela sungkawa kepada orang yang tertimpa musibah maka pahalanya sama seperti orang yang tertimpa musibah tersebut.
Dan janganlah engkau bersenang hati atas musibah yang menimpa seorang muslim.
Telah bersabda رسول الله SAW :
ولاتظهر الشماتة بأخيك فيعافيه ويبتليك
Janganlah engkau perlihatkan kesukaan atas musibah saudaramu maka الله akan mengampuninya dan akan memberikan cobaan kepadamu.
Dan janganlah kamu menyiarkan kesalahan orang islam karena tiada sekali kali seseorang membentangkan aib seseorang melainkan ia tiada mati kecuali akan dicoba dengan yang demikian. Dan wajib bagi kamu untuk membahagiakan hati orang yang sedang mengalami kesusahan, dan memenuhi hajat orang yang membutuhkan dan menutupi aib orang lain.
Telah berasbda رسول الله SAW :
من يسر على معسر يسر الله عليه ومن ستر مسلما ستره الله فى الدنيا والاخرة ومن فرج عن مسلم كربة من كرب الدنيا فرج الله عنه كربة من كروب يوم القيامت ومن كان في حاجة اخيه كان الله في حاجته و الله في عون العبد ماكان العبد في عون أخيه
Barang siapa yang memudahkan orang yang kesulitan maka الله akan memudahkan urusannya. Barang siapa yang menutup aib orang islam maka الله akan menutip aibnya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menghilangkan kesusahan orang islam dari beberapa kesedihan dunia maka الله akan menghilangkan kesusahannya dari beberapa kesedihan hari kiayamat. Dan barang siapa yang memenuhi hajat orang islam maka الله akan memenuhi hajatnya. Dan الله akan menolong seorang hamba selama ia mau menolong saudaranya.
Sumber kitab Risalah al-Muawwanah karya Al-Habib AbduLlah bin ‘Alawy Al-Hadad رضي الله عنه
Pedophilia

Pemberitaan selama sepekan kemaren tentang Syeh Puji yang menikahi bocah 12 tahun cukup mengagetkan. Atas perilakunya itu dia dicibir oleh ibu-ibu se-Indonesia. Kaum perempuan pun kian muak tatkala pimpinan Pondok Pesantren di Semarang ini mengaku mau kawin lagi dengan bocah yang berusia 6 atau 7 tahun. Tapi dia tampak cuek dengan respon masyarakat yang rata-rata menghujatnya habis itu. Alasan agama dipegangnya kuat-kuat.
Begitulah Indonesia, segala persoalan selalu membawa-bawa agama. Padahal bangsa ini bukanlah negara Islam (atau agama tertentu lainnya). Dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Tapi apa boleh buat, dalam prakteknya selalu saja dicampur-aduk antara urusan agama dan kenegaraan.
Kalau di negara maju, sebutlah Amerika Serikat, misalnya, Syeh Puji pasti sudah dijerat dengan UU Pedophilia. Penyanyi pop legendaris, Michael Jackson, sudah berkali-kali disidang menggunakan UU tersebut terkait perilaku seksnya yang menyimpang sebagai pedofil. Indonesia memang tidak punya UU Pedophilia bagi warganya yang memiliki kelainan perilaku seks seperti Michael Jackson yang sangat merugikan bagi perkembangan anak-anak yang menjadi korbannya itu.
Namun begitu bukan berarti Syeh Puji lantas bisa mengawini anak-anak yang dia mau seenak udelnya sendiri. Apalagi, dengan iming-iming janji kepada si-anak kalau sudah gede nanti mau dijadikan manajer di salah satu perusahaannya, maka dia telah sekaligus melanggar tiga UU yang berlaku di Indonesia. Yaitu UU RI No. 1/ 1974 tentang Perkawinan, UU RI No. 23/ 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU RI No. 13 tentang Ketenagakerjaan. Silahkan cari sendiri isi termasuk hukuman dan denda bagi para pelaku yang melanggar UU tersebut di perpustakaan terdekat---sebab kalau dicuplik di sini nanti topiknya bisa tambah panjang tak karuan.
Yang jelas, di Indonesia, Syeh Puji hanyalah salah satu contoh kasus pedofil yang muncul di permukaan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia punya data, sepanjang tahun 2007, ada sekitar 34,7% anak-anak Indonesia yang putus sekolah SD dan SMP karena menikah.
Namun, kalau mau belusukan ke desa-desa di seantero pelosok negeri, pasti akan ditemukan lebih banyak fakta lagi tentang anak-anak (di bawah usia 16 tahun) yang sudah dikawin oleh lelaki yang sebenarnya lebih pantas disebut sebagai bapak atau bahkan embahnya itu. Adapun faktor utama yang melatarbelakangi maraknya kasus pedofil ini sebenarnya cuma dua. Yaitu mitos awet muda untuk si bandot tua dan (keluarga) anak miskin yang butuh uang.
Celakanya, Indonesia justru menjadi tempat persembunyian yang nyaman bagi para pedofil se-dunia dan itu sudah menjadi rahasia umum. Konon sebagian besar bule datang ke Bali selain untuk pesiar sekaligus hunting bocah untuk dipedofil. Ini karena UU Pedophilia di negara asal para bule tersebut telah dipatuhi dan dijalankan dengan sangat super ketat.
Jangankan untuk mengawini bocah ingusan, di negara maju (kawasan Amerika dan Eropa, misalnya), mencolek anak kecil saja bisa dikenai pasal molesting. Terlebih men-spanking pantat si Anak bisa dituduh abuse. Apalagi memperkosa, bisa-bisa berakhir di hotel prodeo!!! Bocah yang dikawinkan atas persetujuan keluarga pun orang tuanya juga bisa sekalian kena hukum.
Indonesia, kendati tidak memiliki UU Pedophilia, toh masih memiliki sebanyak tiga UU yang bisa melindungi anak-anak dari para pedofil seperti tersebut di atas tadi. Perlu diingat, UU itu dibuat dengan dana besar yang bersumber dari masyarakat dan juga energi yang besar pula dari masyarakat yang telah memperjuangkannya. Butuh waktu bertahun-tahun hingga akhirnya UU tersebut disahkan. Lantas kenapa tidak ditegakkan? Apa peraturan-peraturan di negeri ini masih saja dibuat untuk dilanggar?(foto: Via dok Surya/Junianto Setyadi)
Minggu, 26 Oktober 2008
Suap

Belum lama lalu percakapan antara Jaksa Urip dan Artalyta (Ayin) dalam kasus suap BLBI jadi pusat perhatian, bahkan sampai dijadikan ring-tone (nada panggil) HP. Belum lama berselang, muncul lagi kasus wakil rakyat di Senayan terima suap dari pejabat Bank Indonesia. Akibatnya masyarakat kini tak percaya pada pejabat publik dan wakil rakyat.
Semua pejabat publik di negeri ini, termasuk Jaksa Agung, mengangkat sumpah sebelum memangku jabatannya. Sumpahnya itu tidak main-main, mereka menyebut nama tuhannya segala. Tapi apa boleh buat. Kebanyakan pejabat publik dalam tempo singkat sudah bisa mengumpulkan harta yang jumlahnya tidak masuk akal jika diukur dari penerimaan komponen gajinya. Termasuk para wakil rakyat. Banyak di antara mereka yang mendadak berstatus OKB alias Orang Kaya Baru---rumah baru, mobil baru lebih dari satu, istri baru bahkan lebih dari dua.
“Rasanya baru kemarin saya melihat si anu itu luntang-lantung suka minta rokok sebatang pada kawannya. Kini, setelah dia jadi anggota dewan, gaya sekali. Kawan-kawannya semasa luntang-lantung banyak yang dilupakan. Yang disebut kawan sekarang adalah para pengusaha. Minimal para pemborong proyek. Dulu, jangankan menginjak tempat hiburan malam, melintas di depannya untuk sekadar melirik saja tidak pernah. Sejak menjadi anggota dewan dan kebanjiran uang, kalau ke tempat hiburan malam, sekali booking langsung tiga cewek,” kata seseorang berkomentar tentang kawannya, anggota dewan yang suka mendemontrasikan ‘dendam kemelaratan’, karena sedang bergelimang harta.
Isu suap yang membelit wakil rakyat bermental brengsek sudah merebak di seluruh gedung perwakilan rakyat republik ini. Masih segar dalam ingatan tentang kasus suap atau bahasa kerennya gratifikasi yang menimpa anggota dewan di Surabaya, yang saat ini sedang disidik Polda Jatim. Suap itu sering terjadi diupayakan anggota dewan terutama pada saat pemilihan pejabat BUMN/ BUMD atau pada saat pembahasan anggaran eksekutif.
Alasan selalu mereka buat-buat seandainya pihak eksekutif tidak mengeluarkan uang sogokan. Disinggung soal anggaran yang tidak berbasis kinerjalah, anggaran yang tidak akuntabilitaslah dan lain sebagainya. Atau saat pengajuan pimpinan BUMN/ BUMD si pejabat anu dalam fit and propetest, lantas dibilang kurang inilah, kurang itulah....
Ada atau tidak ada uang sogokan untuk anggota dewan memang hanya tuhan yang tahu. Tapi tetap saja wakil rakyat brengsek diam-diam suka menghafal teks iklan shampo pencuci rambut dan memplesetkanya dengan ucapan: “Soal suap, siapa takut?”.
Sabtu, 18 Oktober 2008
Muklas Udin Nekat Lawan Arif Affandi

Surabaya-Suara Publik.
Wajah Kota Surabaya sekarang ini makin carut marut. Gara-garanya, ijin penyelenggeraan reklame dilakukan serampangan oleh aparat pemkot Surabaya. Asal target PAD dan target uang siluman tercapai,tak peduli Surabaya mau seperti apa. Berbagai bentuk pelanggaran reklame terus terjadi. Mulai reklame tak berizin, izin kedaluwarsa, ukuran reklame menyalahi perda, reklame dengan satu tiang, sampai praktik alih fungsi secara ilegal. Semua itu seperti sengaja dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan tegas sama sekali.
Salah satu reklame bermasalah yang saat ini sedang disorot publik adalah reklame videotron yang berdiri megah di jalan Kedungdoro. Reklame Videotron itu dipasang. Ukurannya 6 x 8 meter. Sesuai aturan, pendirian reklame berukuran lebih dari 8 meter persegi seharusnya diteliti dan diseleksi secara ketat oleh tim Reklame yang dikomandani Asisten II Bidang Pembangunan Muklas Udin. Namun, videotron di Kedungdoro tersebut begitu mudah didirikan.
Usut punya usut videotron yang tiang penyangganya didirikan di atas lahan bekas saluran itu dulunya adalah billboard. Oleh si pemilik reklame, izinnya ditingkatkan menjadi videotron. Sebelum izin keluar, videotron tersebut sudah didirikan. Reklame billboard berdiri sebelum videotron mengantongi izin sejak 6 Oktober 2006 dan habis pada 6 Oktober 2008. Meski izin belum habis, terbit izin baru untuk videotron pada 9 Mei 2008.Secara aturan, pemegang izin PT Oxcy Jaya Putra tidak boleh mengalihfungsikan reklame hingga masa berlakunya berakhir. Namun, masa berlaku belum berakhir, muncul surat izin videotron atas nama CV Rajawali Citra Buana (RCB).
Pemiliknya Sama
Sementara itu, ditempat terpisah sumber Suara Publik salah seorang pengusaha Reklame yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan (17/10).Pemilik PT Oxcy Jaya Putra (oxcy Adv) dan CV Rajawali Citra Buana (RCB) itu sama adalah Budi Santoso yang sering dipanggil Budi Oxcy. Budi Oxcy ini hopingnya Muklas Udin,”ujarnya. Saat pertama kali masalah Videotron disorot oleh media, Budi Oxcy pagi-pagi sekali sudah ada di ruangan Muklas udin untuk minta perlindungan,” tambahnya. "Pengurusannya sudah beres semua proses pengajuan izin pendirian videotron tersebut sudah sesuai jalur. ," ujar Muklas esok harinya.
Kondisi ini tentunya menambah jumlah penyimpangan pendirian reklame videotron. Menurut sumber tersebut, bergantinya reklame megatron dari bilboard menjadi videotron berdasarkan Surat Persetujuan Walikota (SPW) dengan nomor 51012/2035/436.5.2/2008 untuk pemasangan megatron ukuran 10x5 meter atas nama CV Rajawali Citra Buana itu ditanda tangani sendiri oleh Muklas Udin bukan oleh Walikota Bambang DH.
Dianggarkan melalui PAK
Berdirinya Videotron itu dalam perjalananya ditentang oleh Wakil Walikota Arif Affandi. Kepada wartawan, Arif mengungkapkan bahwa pendirian reklame itu melanggar Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2006.Karena Pemkot Surabaya berencana akan melakukan pelebaran jalan di Jalan Kedungdoro. Anggarannya diajukan saat pembahasan PAK tahun ini.
Selain kejanggalan masalah izin dan prosedur, kejanggalan lain adalah posisi videotron yang didirikan di badan jalan. Selain itu proses pendiriannya sempat menebang pohon di sekitarnya. Padahal, tidak ada satu aturan pun yang membolehkan media iklan didirikan di badan jalan. Itu jelas melanggar. Tapi, mengapa dibiarkan, tak ada tindakan apa pun dari tim reklame?
“Muklas Udin itu bejat masak Arif Affandi atasannya sendiri dilawan ,” ujar pengusaha reklame tersebut kepada Suara Publik. Itu sama artinya Mukhlas Udin sudah berani menentang Arif Affandi sebagai Wakil Walikota. Sampai berita ini diturunkan belum ada tindakan kongkrit dari aparat pemkot untuk membongkar Videotron tersebut, walaupun sudah ada rekomendasi Komisi A DPRD Surabaya untuk membongkar. bos
Palsu

Pekan lalu, dunia pendidikan dikejutkan oleh berita tentang kasus dokumen palsu mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Ceritanya, pada tahun ajaran 2006/ 2007, lima orang mahasiswa (empat di antaranya cewek) menggunakan dokumen palsu untuk transfer masuk Fakultas Kedokteran Undip. Dokumen palsu ini digunakan sebagai bukti bahwa mereka adalah pindahan dari sejumlah universitas atau sebagai bukti bahwa mereka pernah kuliah di universitas lain.
Dengan dokumen palsu tersebut mereka berhasil masuk sebagai calon dokter di FK Undip dan langsung duduk di bangku kuliah semester lima. Kasus ini terbongkar sendiri oleh pihak internal Undip yang menemukan sejumlah kejanggalan di dokumen para mahasiswanya. Pada salah satu dokumen, misalnya, tertulis pekerjaan orangtua mahasiswa adalah polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) dengan Golongan III. Padahal polisi berpangkat Aiptu seharusnya setara Golongan II.
Lima mahasiswa FK Undip pembawa dokumen palsu itu, masing-masing berinisial AMW, warga Jombang, yang menggunakan dokumen palsu dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, JM, warga Sungai Buloh, Selangor, Malaysia, yang mengaku pindahan dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, AR, warga Jalan Karimata, Jember, yang menggunakan dokumen palsu UI Jakarta, EI, warga Geger, Bangkalan, Madura, dan HM, warga Gresik, yang memakai dokumen palsu Universitas Padjadjaran, beserta pembuatnya, M. Ali Yahya, kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Reskrim Polda Jateng.
Pihak Undip melansir instansinya telah kecolongan karena kelima mahasiswa tersebut memanfaatkan kesibukan petugas dengan mendaftar berbarengan dengan masa penerimaan pendaftaran mahasiswa baru. Adapun dokumen yang dipalsukan meliputi transkip nilai sementara, surat persetujuan pindah studi dari masing-masing dekan fakultas kedokteran, surat keterangan orangtua siswa, ijazah SMA, dan tanda tangan masing-masing wakil dekan. Kelima mahasiswa tersebut mengaku masing-masing telah mengeluarkan kocek antara Rp. 100 hingga 500 juta untuk pembuatan dokumen palsu ini
Kecurigaan terhadap dokumen palsu ini berawal dari keganjilan data-data JM yang menyatakan sebelumnya pernah kuliah di Unair. Setelah nama dan nomor induk mahasiswanya dicocokkan ke Unair, ternyata dia dinyatakan tidak pernah terdaftar di sana. Kelima mahasiswa tersebut belakangan diketahui hanyalah lulusan SMA.
Selain berhasil membongkar tentang status kemahasiswaan palsu, dalam waktu yang bersamaan pihak Undip juga mengungkap dua mahasiswanya yang telah lulus namun gagal lulus ujian untuk membuka praktek kedokteran dan lantas memalsukan dokumennya agar kemudian bisa membuka praktek. Kedua mahasiswa yang dimaksud ini dengan dokumen kelulusan praktek palsunya itu telah bertugas di sebuah rumah sakit swasta di Kota Semarang dan Purbalingga.
Entah kisah keberhasilan menguak dokumen palsu dari dunia pendidikan yang satu ini merupakan berita menggembirakan atau menyedihkan. Yang jelas cukup melegakan, mengingat semua orang sangat membutuhkan dokter yang asli ketika sakit. Semoga saja masyarakat bisa mengambil hikmah dari fenomena dokumen palsu yang terjadi di FK Undip ini. Selanjutnya, untuk kepentingan berbagai hal, pilih produk yang asli sajalah…
Kamis, 16 Oktober 2008
Penderitaan Sapi

Inilah gambaran penderitaan tak terperi dari sapi-sapi karapan, salah satu tradisi masyarakat di Pulau Madura, Jawa Timur.Sapi-sapi itu berpacu dalam kesakitan, dan pantatnya berdarah. Cairan merah itu meleleh akibat garukan paku sang joki yang ditancapkan pada gagang kayu seperti parut.Tidak hanya itu. Mata, pantat yang luka, dan sekitar lubang anus si sapi diolesi cuka, sambal, dan balsem.Pada kondisi seperti itu, tidak jelas apakah setiap pasangan sapi karapan, --orang Madura menyebut kerapan atau kerabhan--, berlari karena kekuatan ototnya atau karena ingin lepas dari rasa sakit.Pada suatu kali, setiap pasang sapi akan diadu beberapa kali. Artinya, sapi-sapi tersebut akan mendapatkan perlakuan menyakitkan berulang-ulang.Selain paku yang ditancapkan pada tongkat sepanjang sekitar 15 sentimeter itu, bagian dalam ekor sapi diikat dengan kayu yang juga berpaku.Saat berlari, ekor yang dipasangi kayu berpaku itu naik turun dan menusuk kulit sekitar dubur sapi. Tidak seperti manusia, si sapi tentu saja tidak cukup akal untuk mendiamkan ekornya saat berlari.Ada lagi yang berbeda. Ada ekor sapi yang tak berpaku, namun kondisinya tak kalah menyakitkan. Ekor sapi itu terlihat diikat karet yang sangat ketat. Akibat aliran darah tidak berjalan, dipastikan menimbulkan rasa sakit.Sapi-sapi itu terlihat meronta, menghentak-hentakkan kaki dan mengeluarkan dengusan nafas berulang-ulang. Tidak heran jika setiap pasangan sapi karapan harus dipegang oleh banyak orang agar tidak lari sembarangan.Manusia penggemar karapan itu agaknya tanpa beban memperlakukan sapi untuk satu tujuan, menang. Mereka juga mudah bertindak untuk menyembuhkan bekas luka pada sapi, meskipun hal tersebut menimbulkan rasa sakit baru.Luka pada pantat sapi itu ditetesi spiritus, zat cair yang mengandung alkohol dan mudah menguap. Ada juga yang ditetesi air panas campur garam. Dengan cairan itu luka-luka diyakini bisa cepat kering dan sembuh.Ada suasana kontras pada pesta tradisi itu. Sapi-sapi tersiksa, sementara manusia "berpesta".SronenMasyarakat yang memadati arena karapan menikmati tetabuhan "sronen".Sronen atau saronen adalah musik yang mengandalkan semacam trompet, kendang, kenong, dan gong.Para pemain musik itu menggunakan busana hitam-hitam, pakaian khas Madura, dengan kaos lorek merah putih terlihat karena baju luar dibiarkan tidak menggunakan kancing.Untuk sronen ini, pemilik sapi karapan menganggapnya sesuatu yang harus ada. Menurut mereka, kalau karapan tanpa sronen, sama dengan selamatan kematian.Pesta dalam bentuk lain juga terlihat dari orang-orang yang sibuk bertukar uang taruhan. Pesta, kesakitan sapi, dan judi, telah melebur dalam tradisi itu.Gambaran mengenai tradisi karapan sapi seperti di atas masih lestari hingga saat ini.Bahkan, untuk karapan Piala Presiden yang tahun ini akan digelar 25-26 Oktober 2008 di Stadion Sunarto Hadiwijyo, Pamekasan, tampaknya masih akan melanjutkan tradisi penyiksaan tersebut.Karapan sapi yang oleh masyarakat dan pemerintah di Madura sejak lama ingin dijual menjadi andalan pariwisata menghasilkan itu memang jauh dari sportivitas dan profesionalitas lomba.Kalau dalam olahraga manusia begitu ketat masalah doping, panitia karapan justru masih membiarkan pemilik sapi berlomba-lomba menggunakan berbagai cara.Dari catatan pemangku budaya di Madura, tradisi karapan yang mengabaikan peri-kehewanan itu sebetulnya merupakan penyimpangan dari budaya aslinya.Diduga kekerasan itu terjadi sejak masuknya pemilik modal dalam karapan sapi.Karapan sapi yang tadinya digelar secara santai untuk hiburan setelah petani memanen hasil sawah, berubah menjadi sesuatu yang menegangkan.Akibat logika seperti itulah diduga para pemilik karapan mencari berbagai muslihat agar sapinya menang. Maka muncullah "penyelewengan" dari semangat awal karapan sapi.Ketua Yayasan Pakem Madduh, Pamekasan, Madura, H. Kutwa, mengakui adanya penyimpangan dari karapan itu. Karenanya ia berharap, agar karapan sapi dikembalikan ke tradisi asal yang tidak dipenuhi dengan kekerasan."Saya juga tidak terima kalau karapan sapi itu ada unsur kekerasan pada hewan. Padahal waktu saya masih kecil, tidak ada karapan memakai paku," katanya.Pembantu Rektor I Universitas Madura (Unira), Pamekasan itu, mengemukakan bahwa munculnya penyiksaan pada sapi itu sekitar tahun 1980-an. Diperkirakan, penggunaan paku dan kekerasan lainnya karena semakin kerasnya kompetisi."Maka cara-cara yang digunakan juga melebihi batas kompetisi seperti itu. Karena itu, alangkah baiknya jika tradisi karapan sapi dikembalikan ke asalnya yang hanya mengadu kekuatan otot sapi," katanya.Menurut dia, tradisi karapan sapi di Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep yang menjadi asal muasal karapan sapi, hingga kini masih menggunakan cara lama, yakni mengandalkan kekuatan otot.Untuk itu, pemilik sapi kerapan di Sapudi melatih sapinya di daerah berpasir.Dinas Peternakan atau instansi terkait yang membidangi penyelenggaraan karapan sapi itu, katanya, harus memikirkan masalah tersebut, misalnya, dengan mengeluarkan aturan agar tidak boleh ada kekerasan.Sementara dosen Jurusan Peternakan Unira, Ir. Malika Umar, MSi juga menyatakan, tidak setuju dengan adanya kekerasan pada sapi karapan. Karena itu, harus diatur agar masalah itu tidak terus menerus menjadi tradisi baru."Praktek seperti itu kan menyalahi 'animal welfare' atau kesejahteraan satwa. Karena itu dinas terkait harus memperhatikan juga. Misalnya, Dinas Peternakan mengadakan dialog dan penyuluhan kepada para pemilik sapi kerapan," katanya.Ia mengemukakan, memang tidak mudah mengajak masyarakat di Madura untuk melakukan perubahan terhadap sesuatu yang sudah lama berjalan. Namun demikian, jika hal itu dilakukan secara intensif dan benar, maka lambat laun, pemilik sapi ksrapan akan memahami."Contohnya, dulu zaman saya kuliah, pemilik sapi karapan memberikan telur sampai 500 butir untuk sekali jamu pada sapi. Tapi setelah diberi penyuluhan dan penyadaran bahwa telur sebanyak itu tidak ada artinya, mereka ikut berubah," kata alumni Undip Semarang itu.Peneliti pada Pusat Penelitian Madura dan Jawa Universitas Jember (Unej), Sutjitro mengemukakan bahwa pada umumnya kiai di Madura tidak keberatan dengan tradisi karapan."Namun mereka tidak setuju dengan cara penyiksaan karena menyiksa binatang itu dosa. Demikian juga dengan judi atau taruhan yang dianggap haram," katanya.Sejumlah pemilik sapi karapan di Kabupaten Pamekasan sebetulnya setuju jika tradisi itu tidak lagi menggunakan kekerasan.Salam, pemilik sapi "Se Anak Manja", Saleh, pemilik "Se Tossa" dan P. Elma, pemilik "Se Abantal Ombak Asapok Angin" menyatakan, mereka tidak keberatan jika kekerasan itu dihapuskan."Tapi harus semua tidak menggunakan paku dan kekerasan lainnya. Kalau tidak tegas, satunya menggunakan, satunya tidak, maka itu tidak bisa, karena yang tidak pakai paku pasti dirugikan," kata P. Elma, warga Murtajih, Kecamatan Pademawu.Menurut Salam yang juga PNS di Kelurahan Baru Rambat Timur, Pamekasan, sebetulnya tidak semua sapi cocok menggunakan kekerasan. Ada juga sapi yang justru tidak mau lari jika disakiti."Karena itu saya setuju jika ada aturan karapan sapi tidak membolehkan menggunakan paku," katanya.Saleh menambahkan, sebetulnya sejarah awal karapan sapi memang tidak menggunakan paku, melainkan menggunakan bunyi-bunyian dari bambu. Namun hal itu berubah dengan menggunakan duri yang digarukkan ke pantat."Lama-lama menggunakan paku sehingga memang menyakiti sapi. Tapi mau bagaimana lagi kalau semua memang menggunakan paku. Kalau tidak, sapinya bisa kalah beradu lari," katanya.Meskipun pemilik sapi tidak keberatan dengan larangan menggunakan kekerasan, tampaknya masih sulit mengembalikan karapan ke tradisi aslinya.Pemerintah sebagai penyelenggara, yakni Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Madura yang memiliki otoritas mengenai hitam putihnya tradisi itu tampak belum ada keinginan untuk berubah.Kepala Bakorwil Madura, Makmun Dasuki mengatakan, kekerasan dalam karapan dianggapnya tidak membahayakan, karena dengan olesan ramuan tertentu lukanya cepat sembuh."Jadi sulit menghilangkan penggunaan paku seperti itu, karena sudah menjadi tradisi. Penggunaan paku itu mulai tahun 1980-an, sedangkan sebelumnya tidak ada," kata Pembina Umum Panitia Karapan Sapi Piala Presiden 2008 itu.Ia membandingkan tradisi matador di Spanyol yang justru lebih membahayakan karena melibatkan manusia dan banteng. Padahal, ada perbedaan mendasar dari tradisi yang sama-sama menampilkan kekerasan itu.Pada matador, manusia yang menghadapi bahaya berada pada posisi berdaya karena hal itu adalah pilihan. Sementara sapi pada tradisi karapan berada pada kondisi tidak punya pilihan atau terzalimi.Makmun hanya menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk menghilangkan tradisi kekerasan semacam itu di masa mendatang. Keterangan Foto: Pantat sapi yang terluka sedang ditetesi spiritus. (Antara Foto : via Antara Saiful Bahri)
Rabu, 15 Oktober 2008
Iki lho Gubernure rek!


Dalam waktu dekat jatim akan melaksanakan Pilgub putaran kedua. Pilgub putaran ke dua yang berlangsung di Jatim boleh jadi akan berjalan melelahkan bagi siapa saja yang ikut bertarung, sebab calon yang maju memiliki kemampuan dan kapasitas yang relatif berimbang. lantas siapa yang akan menjadi Gubernur Jawa Timur periode 2008-2013 ?Berdasar penghitungan manual yang dilakukan KPUD Jatim, diperoleh data bahwa Karsa menempati ranking pertama dengan perolehan 4.498.332 suara atau 26,43 persen. Disusul Kaji dengan 4.223.089 suara atau 24,82 persen. Maka mereka berhak maju di putaran kedua pilgub jatim.
Agar tidak salah pilih tentunya pemilih harus jeli dan cermat. Kalau bingung, golput bisa jadi alternatif. Besok, 4 nopember 2008 , warga Jatim akan memilih . Berikut ini gambaran singkat para kandidat Gubernur Jatim 2008.
Kaji
Kapasitas Khofifah Indarparawansa sebetulnya cukup layak jadi Gubernur Jatim. Beberapa jabatan penting pernah ia pegang seperti Wakil Ketua DPR, Menteri pada era Presiden Abdurrahman Wahid, dan sejak tahun 1992 aktif di DPR RI. Selain itu ia juga cukup menonjol di NU. Dia adalah Ketua Muslimat NU. Andaikata ia diusung PKB, sebagai partai terbesar di Jatim, boleh dikata Pilkada sudah jadi miliknya.
Namun pengalamannya berpolitik maupun berorganisasi selama di tingkat pusat membuat pencalonannya sebagai Calon Gubernur dipandang turun kasta. Politisi yang turun kasta itu biasanya karena pesanan pihak tertentu atau ia sedang kehilangan orbitnya di Pusat.
Selain itu ia terlalu lama di Jakarta, sehingga penguasaan medan akan Jawa Timur diragukan. Apalagi pasangannya, Mujiono, buta akan peta Jawa Timur. Maklum kurang lebih 30 tahun karier militiernya dihabiskan di luar Jawa Timur. Bahkan dia tidak lahir di Jawa Timur.
Banyak tudingan majunya pasangan Kaji adalah pesanan pihak tertentu. Khofifah sejak terjadi kasus Lapindo di Porong Sidoarjo pindah komisi di DPR RI dari komisi VI ke Komisi VII ( Patner Departemen Energi Sumber Daya Mineral). Yang mana dalam 2 tahun terakhir masalah Lapindo sering dirapatkan dan tidak mampu memberikan manfaat bagi Jatim. Selain itu Jatim adalah daerah cadangan minyak terbesar kedua setelah Riau.
Karsa
Tiga tahun yang lalu, ketika nama Pakde Karwo mulai dimunculkan, maka semua orang menganggap Soekarwo yang menjabat Sekdaprov akan memperebutkan jabatan Gubernur. Sewaktu PDI-P membuka pendaftaran pencalonan ia mendaftar dan didukung cukup banyak DPC. Sewaktu PDI-P lebih memilih kadernya, Demokrat yang tidak memiliki kader yang pantas maju, megusungnya sebagai calon.
Soekarwo memilih untuk berdampingan dengan Saifullah Yusuf, Ketua Umum GP Ansor Pusat, organisasi underbow warga NU. Pernah jadi menteri yang bisa menjadi modal yang sangat berharga, membuat.peluang pasangan ini cukup besar. Namun Track Recordnya Gus Ipul yang suka loncat sana, loncat sini bisa jadi bumerang. Tercatat dia pernah duduk di kepengurusan tiga partai besar, yaitu PDI-P, PKB, PPP. Itu membuatnya jadi tokoh paling kontroversial dalam jagat politk indonesia.
Demikian mudah-mudahan paparan singkat di atas bisa menjadi referensi sebelum memilih Gubernur Jatim periode 2008-20013. Selamat memilih.
Selasa, 14 Oktober 2008
Panik
.jpg)
Langganan:
Postingan (Atom)